Cakrabangsa.com:-Cakrabangsa.com;-Pertumbuhan internet Indonesia meningkat secara tajam dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang ada, bahwa 78% penduduk Indonesia berinteraksi, berkolaborasi, bertransaksi, dan berkomunikasi secara digital. Aktivitas dalam dunia siber telah menyatu terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari dalam berbagai sektor kehidupan: pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemerintahan, social budaya, politik, dan lain sebagainya. Demikian oleh Dosen Fasilkom Unilak Dr. Syahtriatna D., M.Kom saat pengabdian di SMKN 1 Minas.
Dikatakannya, setengah waktu dalam hidup (diluar istirahat malam) penduduk Indonesia digunakan untuk berinteraksi di dunia siber. Sekitar 35% waktu tersebut dipakai untuk berinteraksi via media sosial. Dalam penggunaan media social, lebih dari 50% dipergunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan lebih dari 40% dipergunakan untuk mencari konten dan berita baru.
"Interaksi di media sosial dapat memberikan dampak negative, diantaranya menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan (fenomena hoax), mempengaruhi opini publik secara cepat dan masif (adu domba), melakukan pelanggaran privasi individu dan perusakan citra seseorang (pembunuhan karakter), menciptakan dan memperburuk polarisasi politik, sosial, budaya, dan agama (intoleransi), mencuci otak manusia dengan paham-paham keliru serta berbahaya bagi keutuhan berbangsa dan bernegara (perang mindset), melahirkan beragam tindakan kejahatan baru yang mengancam manusia (cyber crimes). " ujar Dr Syahtriatna.
Hal senda juga disampaikan oleh Dr Ahmad Zamsuri, M.Kom, Akibat percaya pada Hoax, akan menyebabkan perkelahian atau ketegangan antar kelompok masyarakat karena, isu berbau SARA, polarisasi tajam setiap kali ada pemilu atau pilkada karena politisasi agama, identitas, dan nilai-nilai moral maupun budaya, kerenggangan hubungan antar masyarakat yang selama ini hidup damai dan tenteram karena diadu domba, ketidakpercayaan pada pemerintah dan penyelenggara Negara akibat disebarkannya berbagai konten berbau fitnah, lunturnya keyakinan serta kepercayaan masyarakat akan pentingnya mempertahankan (menerapkan) empat consensus dasar kebangsaan, adanya gesekan internal antar berbagai institusi pemerintahan itu sendiri, sehingga mengancam keberlangsungan hidup bernegara.
Menurut Dr Ahmad Zamhuri, siswa di SMKN 1 Minas, merupakan komunitas masyarakat yang selalu berinteraksi dengan perangkat digital dan termasuk kelompok pengguna aktif sosial media. Keberadaan sosial media yang menjadi bagian dari interaksi sehari-hari peserta didik, selain memberikan nilai positif, maka dapat juga menjadi sebuah ancaman atau kerugian. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan, menyebabkan peserta didik menjadi suatu kelompok yang paling rentan menjadi korban ataupun “pelaku” kejahatan dari sosial media. Nilai-nilai kebangsaaan ini dapat ditumbuhkembangkan melalui berbagai hal, dan salah satuanya adalah melalui sosialisasi Algoritma Kebangsaan.
Kegiatan pengabdian di SMKN1 Minas yang dilakukan Fasilkom Unilak, merupakan lembaga yang memiliki kompetensi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, menjalin kemitraan dan kerjasama, dengan SMKN 1 Minas.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari Dr. Syahtriatna D., M.Kom., Dr. Ahmad Zamsuri, M.Kom, Ibu Dr. Elvira Asril., M.Kom. dan beberapa orang mahasiswa, Kamis, tanggal 20 Juni 2024 bertempat di Aula SMKN 1 Minas dan di ikuti oleh 25 orang peserta didik dari SMKN 1 Minas.
Penyampaian materi dalam bentuk paparan oleh Dr. Syahtriatna D.,M.Kom sebagai Ketua Tim Pengabdian yang juga merupakan Alumni dari ToT Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia, dengan materi tentang Empat Konsensus Dasar sebagai sumber Nilai-nilai kebangsaan, Algortima Destruktif dam Algoritma Kebangsaan.
Kepala Sekolah SMKN 1 Minas, Agustina Susilawati, S.Pd, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan ini sangat bermanfaat bagi peserta didik mereka, karena mereka memang peserta didik merupakan bagian dari pihak-pihak yang memiliki resiko tinggi dalam mendapatkan dampak negatif Sosial Media.
"Peserta didik dari SMKN 1 Minas menyambut antusias kegiatan ini, dimana dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta dalam sesi diskusi, terdapat banyak hal yang selama ini mereka tidak mengetahui dan bahkan ada hal-hal yang mereka anggap boleh dan wajar, ternayata punya potensi untuk merusak nilai-nilai kebangsaan. Hasil refleksi yang dilakukan oleh Tim Pengabdian, menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Semoga dikemudian hari, Tim Pengabdian Fasilkom Unilak, dapat melakukan sosialisasi Algoritma Kebangsaan ini di sekolah-sekolah lainnya." ujar Agustina.(rls)