PEKANBARU (Cakrabangsa.com) - Imam Aulia Raihan, seorang profesional muda di bidang Corporate Social Responsibility (CSR), terpilih sebagai pembicara termuda asal Indonesia di ajang bergengsi Annual Global CSR & ESG Summit Award Asia 2025 yang akan diselenggarakan di Vietnam pada bulan Februari 2025.
Ajang yang diikuti oleh perwakilan dari 40 negara Asia ini menjadi platform penting untuk pemaparan program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan, dengan fokus pada tanggung jawab sosial dan keberlanjutan (CSR & ESG). Imam Aulia Raihan, yang berasal dari Pekanbaru, Riau, memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan program-program CSR yang berdampak di berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Palu.
"Sebagai putra Melayu asal Pekanbaru, saya bangga mewakili Indonesia dan langsung diundang untuk menjadi pembicara di ajang ini. Selain itu, saya juga merasa terhormat dapat masuk dalam satu nominasi sebagai pemaparan program CSR di wilayah konflik. Ini merupakan komitmen saya untuk terus berkolaborasi dalam membangun negeri, khususnya melalui pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan," ujar Imam Aulia Raihan dalam kutipan resmi.
Imam Aulia Raihan dikenal dengan pendekatannya yang inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial melalui program-program CSR yang mengedepankan partisipasi masyarakat, pemberdayaan ekonomi, serta keberlanjutan lingkungan. Dalam ajang ini, ia akan berbagi pengalaman dan hasil implementasi program CSR yang telah memberikan dampak positif di wilayah-wilayah dengan tantangan sosial dan ekonomi.
Penyelenggaraan Annual Global CSR & ESG Summit Award Asia 2025 di Vietnam pada bulan Februari 2025 diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku CSR di Asia untuk saling berbagi pengetahuan dan menciptakan kolaborasi dalam mengatasi berbagai isu sosial dan lingkungan yang dihadapi di kawasan ini.
Sebagai salah satu pembicara termuda dan paling berpengalaman, Imam Aulia Raihan membawa harapan baru bagi perkembangan CSR di Indonesia, dengan menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif, berkelanjutan, dan sensitif terhadap konteks sosial serta budaya setempat.