CAKRABANGSA.COM - PEKANBARU - Pekanbaru - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru memastikan akan memanggil terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang pria yang tengah menggendong bayi di depan Sekolah As Shofa, Kecamatan Payung Sekaki, beberapa waktu lalu. Peristiwa tersebut sempat terekam kamera warga dan viral di media sosial dalam video berdurasi 1 menit.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry Juana Putra, mengungkapkan perkara ini telah naik ke tahap penyidikan.
“Kasus ini sudah naik sidik,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).
Berry menjelaskan, pihaknya telah melayangkan surat pemanggilan terhadap terlapor untuk dimintai keterangan.
“Pemanggilan terhadap terlapor akan dilakukan dalam waktu dekat, kemungkinan satu atau dua hari ke depan,” katanya.
Penyidik sebelumnya juga telah memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian.
“Sejauh ini ada empat orang saksi yang sudah kami mintai keterangan,” tambah Berry.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 08.12 WIB di Jalan As Shofa, Pekanbaru. Video berdurasi satu menit yang beredar di Instagram menunjukkan seorang pengendara mobil terlibat cekcok dengan pria berinisial RS yang saat itu menggendong anaknya.
Menurut keterangan warga, insiden bermula ketika korban merasa tersenggol mobil pelaku. RS kemudian mengetuk bodi mobil sebagai bentuk teguran, namun tindakan itu justru memicu emosi pengendara. Pelaku turun dari kendaraannya lalu mendorong dan memukul korban, hingga balita yang digendong RS terjatuh ke jalan.
Situasi sempat memanas dan membuat sejumlah warga serta guru di sekolah tersebut turun tangan untuk melerai. Dalam video yang beredar, pelaku bahkan sempat mengaku memiliki keluarga yang bertugas sebagai aparat kepolisian, yang justru memancing emosi warga.
Tidak terima dengan perlakuan tersebut, RS melaporkan kejadian itu ke Polresta Pekanbaru pada Selasa (26/8/2025). Ia berharap laporan tersebut segera diproses lantaran khawatir anaknya mengalami trauma akibat insiden yang menimpanya.
Tindakan berlebihan pelaku membuat geram warganet. Banyak pihak mengecam tindakan pelaku yang dinilai membahayakan keselamatan balita.