Cakrabangsa.com - Suasana haru dan penuh syukur mewarnai ujian tesis tertutup yang dilaksanakan di Lantai V, ruang sidang Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Diniyyah Pekanbaru pada Senin, 30 Juni 2025. Tiga mahasiswa Program Magister Pendidikan Agama Islam yang mengikuti sidang ini adalah Masnur Putra Halilintar, Ikhlam Roy Siregar, dan Ahmad Padil. Senin, 30 Juni 2025
Kampus yang telah mencetak 73 alumni magister ini menambah tiga lulusan baru pada hari itu, menjadikan ketiganya sebagai alumni ke-71, 72, dan 73 secara berurutan. Ujian berjalan lancar dan penuh semangat, menjadi bukti nyata dedikasi dan ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan studi mereka.
Satu diantara lulusan adalah Masnur Putra Halilintar menyampaikan rasa syukur yang mendalam dan apresiasi tinggi kepada IAI Diniyyah Pekanbaru. “Saya bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh dosen dan pihak kampus yang telah membimbing kami dengan penuh kesungguhan. Proses belajar yang sangat terarah dan penuh makna membuat kami bisa lulus tepat waktu,” ungkapnya.
Masnur juga mengungkapkan kebanggaannya karena berhasil mengangkat kembali nilai-nilai budaya Melayu dalam tesisnya. Dengan menyinergikan Ilmu Magnet Rezeki dan Gurindam Dua Belas, ia menawarkan pendekatan baru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar yang berbasis nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal.
Senada dengan Masnur, kedua rekan seangkatannya, Ikhlam Roy Siregar dan Ahmad Padil, juga mengungkapkan rasa syukur mereka. “Saya sempat hampir mundur karena persoalan biaya,” ujar Ikhlam dengan haru. “Namun, Alhamdulillah, pihak kampus memberikan jalan keluar hingga saya bisa menyelesaikan studi dan lulus hari ini. Ini menjadi bukti bahwa Allah selalu memberi jalan bagi yang bersungguh-sungguh.”
Sementara itu, Dr. H. Baktiar Nasution, M.Pd.I Direktur Pascasarjana IAI Diniyyah Pekanbaru menyampaikan rasa bangganya atas capaian para mahasiswa. Ia menekankan bahwa tesis yang dihasilkan bukan hanya memenuhi unsur akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengangkat budaya fenomenal Riau, yaitu Gurindam 12, yang disandingkan secara inovatif dengan Ilmu Magnet Rezeki.
“Karya ini menjadi salah satu alternatif solusi dalam pembentukan karakter peserta didik sekolah dasar yang lebih kontekstual dan bermakna,” ungkapnya.
Momentum ini diharapkan menjadi semangat baru bagi mahasiswa lainnya serta menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai keislaman dan budaya lokal dapat melahirkan solusi konkret bagi tantangan zaman.